Tahun 2013 ditutup dengan perjalanan terjauh. Berawal dari Yogyakarta, kemudian Bogor, kini kaki melangkah jauh hingga ke Sulawesi.
Perjalanan ini merupakan perjalanan terjauh dan melelahkan yang pernah kami alami. Harus transit di Jakarta, Makassar, lalu dilanjutkan penerbangan ke Kendari. Belum lagi waktu transit yang lumayan panjang. Ketika berangkat dari Medan masih terang-benderang, begitu tiba di Kendari, suasana sangat sunyi. Benar-benar telah larut malam. Apa karena perbedaan waktu? Hmm, yang pasti saya masih ingat tiba di Kendari pukul 10 malam ( WIB sesuai jam tangan saya :D )
Hal yang lucu ketika pertama kali menginjakkan kaki di tanah Sulawesi adalah..... "KAMI BERASA ROAMING" :D Bahasa yang sudah berbeda, dikelilingi orang yang kami tidak kenal, benar-benar pengalaman seru. Usut punya usut, ternyata kami satu pesawat dengan finalis asal Yogyakarta :D Lirik-lirikan waktu di pesawat dan benar saja ternyata sama-sama finalis LKTIN :)
13 Desember 2013 : PRESENTATION!
Karya tulis kali ini masih tentang agronomi, yaitu pemanfaatan hasil pertanian dan bernilai ekonomi. Ialah saga (Adhenantera pavonina) yang kini menjadi bahan karya tulis.
Fakta bahwa hampir 70% kebutuhan kedelai nasional berasal dari impor, mengancam ketahanan pangan nasional Indonesia. Tingginya permintaan kedelai dikarenakan tingginya permintaan tahu dan tempe nasional, yang sebagian besar juga diekspor ke luar negeri. Mirisnya, kedelai bukanlah tanaman asli Indonesia, sehingga walaupun kedelai ditanam di Indonesia hasilnya tidak akan maksimal dan produsen tahu-tempe terpaksa harus impor.
Saga merah ( Adhenantera pavonina ) tumbuh subur di seluruh Indonesia. Masih berasal dari keluarga yang sama dengan kedelai, yaitu berjenis polong-polongan. Yang mengejutkan dari saga adalah kandungan protein yang lebih tinggi dari kacang kedelai yaitu 10% per 100 gram berat. Produktifitas yang tinggi, kandungan protein dan mineral yang kaya, serta belum adanya pemanfaatan yang lebih mendorong pembuatan karya tulis ini.
Substitusi bahan tempe menggunakan polong saga merah telah lebih dulu dilakukan oleh Hamzah Sholim dkk dalam ajang kompetisi karya ilmiah nasional di UI pada tahun 2012. Berdasarkan hasil tersebut, pembuatan tahu dan nata ( sebagai pemanfaatan hasil samping produksi tahu ) kemudian dilakukan. Selain menggunakan biji saga pohon, salah satu bahan penting yang digunakan kali ini adalah limbah kulit nenas. Limbah kulit nenas ini akan digunakan sebagai media kultur Acetobacter xylinum untuk pemuatan nata dengan memanfaatkan hasil sampingan dari pembuatan tahu. Berikut ini beberapa foto ketika presentasi :
Hari pertama, usai presentasi, kami "menculik" 2 (dua) orang panitia untuk membawa kami jalan-jalan di sekitar penginapan. Malam itupun akhirnya kami berhasil mencicipi Pisang Epe dan wedang khas Kendari. Hmmmm nyam nyam nyam.
Behind the scene : Hari pertama di Kendari, terasa seperti Jet Lag. Kalau di Medan jam 6 pagi masih gelap gulita dan masih bisa solat subuh, disini jam 6 pagi sudah terang benderang seperti jam 7 pagi di Medan.
14 Desember 2013: Field Trip Seperti LKTI sebelumnya, setelah presentasi peserta akan dibawa Field Trip. Yihaaaa :))) Sebelum Field Trip, ada Seminar Sociopreneurship yang dibawakan oleh MITI Sulawesi yang kemudian diikuti oleh pengumuman pemenang ^_^
Penasaran siapa pemenang LKTIN kali ini??? Ini dia pemenangnya ^_^ Juara I diraih oleh team UNY ( games Visit Indonesia terintegrasi android ), Juara II team saya dan teman-teman ( Alhamdulillah ^_^), dan Juara III diraih team UB ( Mangrove Eco Tourism).
Sensasi kenyal sinonggi ( mosonggi ) Ada yang pernah dengar sinonggi/mosonggi? Indonesia bagian timur biasa menggunakan sagu dan jagung sebagai makanan pokok. Kali ini di Kendari, sinonggi (mosonggi) menjadi bintang utama dalam Field Trip kita :D Jika makan di hari pertama disuguhi nasi kuning yang nikmat sekali, kali ini makan siang dengan sinonggi (mosonggi). Seperti makan pada umumnya, sinonggi biasa dimakan bersama lauk pauk sebagai pelengkap
Behind the scene : Ternyata seluruh finalis pada akhirnya meminta nasi untuk makan siang :'D Setelah mencoba sinonggi, sepertinya kami belum terbiasa. Next destination : Menara MTQ, Mesjid Agung, dan Pusat Oleh-oleh :)
And there goes the end of our story in Kendari. Langsung flight besok paginya ke Medan dan tidak bisa ikut dengan finalis asal Yogyakarta yang plesir ke pulau Nambo :3 :'( Penerbangan pulang dari Kendari transit di Makassar, lalu ke Jakarta, dan akhirnya kembali ke Medan :)
Terimakasih kepada Lingkar Studi Ilmiah dan Penalaran (LSIP) Universitas Halu Oleo, MITI Sulawesi, dan seluruh pihak yang membantu kami selama di Kendari :)